MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TERHADAP PESERTA DIDIK
DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD DISON
PENGANTAR PENDIDIKAN
PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TERHADAP PESERTA DIDIK
DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD DISON
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita ketahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang kompleks untuk mengetahui proses yang memberiakn makna bahwa garapan pendidikan akan senantiasa dinamis, sistemik, dan sistematis serta berjalan secara berkelanjutan sesuai dengan dinamika dan perubahan masyarakat yang dilayaninya. Dalam pendidikan terdapat berbagai komponen dalam pendidikan secara mikro maupun makro. Sehingga dapat mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan.
Adapun kaitan antara pendidikan, belajar dan pembelajaran. Pendidikan dapat dikatakan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang mendorong terjadinya proses belajar dan pembelajaran.
Belajar merupakan aktivitas peserta didik untuk pembelajaran yang lansung mengalami dan menghayati untuk bertujuan meningkatkan kualitas perkembangan mental dan jiwa peserta didik untuk meneuju kemandiriannya. Sedangkan pembelajarannya dapat kita artikan sebagai suatu proses kegiatan pengajaran yang mengondisikan seorang belajar, hal ini dapat difokuskankepada peserta didik agar dapat belajar secara optimal melalui kegiatan eduktif yang dilakukan oleh pendidik.
Dalam belajar dan pembelajaran sangat berperan dalam peningkatan mutu pendidikan bagi setiap orang. Kita dapat juga meningkatkan suatu kreatifitas pada seseorang untuk pendidikan yang terdapat pada kajianya dalam belajar dan pembelajaran tersebut.
Dalam belajar dan pembelajaran harus ada unsur-unsurnya, material, fasilitas dan perlengkapan serta prosedur sehingga dapat terlaksananya suatu proses belajar dan pembelajaran. Para peserta didik akan dapat meningkatkan kualitas IQ dalam pemikirannya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang proses belajar dan pembelajaran dalam pendidikan diindonesia ini kepada peserta didiknya.
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. sebagai peserta didik harus mengetahui proses belajar dan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemikiran nya.
2. dari belajar dan pembelajaran ini akan memanfaatkan serta mendorong para peserta didik untuk menjadikan seorang yang sukses dan berintelektual.
3. dapat menunjang suatu ketertiban dalam belajar dan pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan suatu pendidikan.
4. peserta didik akan lebih baik dan mendalami isi tentang belajar dan pembelajaran itu sendiri.
BAB II
PERMASALAHAN
A. INDENTIFIKASI MASALAH
Berdasaskan hasil dari latar belakang di atas kita dapat mengindentifikasi masalah sebagai berikut:
1. apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran kepada peserta didik?
2. sebutkan ciri-ciri belajar dan pembelajaran?
3. bagaimana cara kita mengetahui proses belajar dan pembelajaran pada peserta didiknya agar berintelektual?
4. apa-apa saja model-model belajar dan pembelajaran?
5. bagaimana upaya meningkatkan belajar dan pembelajaran terhadap peserta didik?
B. RUMUSAN MASALAH
Dari hasil indentifikasi masalah tersebut kita dapat membahas suatu materi tentang bagaimana proses belajar dan pembelajaran terhadap peserta didik di indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita ketahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang kompleks untuk mengetahui proses yang memberiakn makna bahwa garapan pendidikan akan senantiasa dinamis, sistemik, dan sistematis serta berjalan secara berkelanjutan sesuai dengan dinamika dan perubahan masyarakat yang dilayaninya. Dalam pendidikan terdapat berbagai komponen dalam pendidikan secara mikro maupun makro. Sehingga dapat mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan.
Adapun kaitan antara pendidikan, belajar dan pembelajaran. Pendidikan dapat dikatakan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang mendorong terjadinya proses belajar dan pembelajaran.
Belajar merupakan aktivitas peserta didik untuk pembelajaran yang lansung mengalami dan menghayati untuk bertujuan meningkatkan kualitas perkembangan mental dan jiwa peserta didik untuk meneuju kemandiriannya. Sedangkan pembelajarannya dapat kita artikan sebagai suatu proses kegiatan pengajaran yang mengondisikan seorang belajar, hal ini dapat difokuskankepada peserta didik agar dapat belajar secara optimal melalui kegiatan eduktif yang dilakukan oleh pendidik.
Dalam belajar dan pembelajaran sangat berperan dalam peningkatan mutu pendidikan bagi setiap orang. Kita dapat juga meningkatkan suatu kreatifitas pada seseorang untuk pendidikan yang terdapat pada kajianya dalam belajar dan pembelajaran tersebut.
Dalam belajar dan pembelajaran harus ada unsur-unsurnya, material, fasilitas dan perlengkapan serta prosedur sehingga dapat terlaksananya suatu proses belajar dan pembelajaran. Para peserta didik akan dapat meningkatkan kualitas IQ dalam pemikirannya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang proses belajar dan pembelajaran dalam pendidikan diindonesia ini kepada peserta didiknya.
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. sebagai peserta didik harus mengetahui proses belajar dan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemikiran nya.
2. dari belajar dan pembelajaran ini akan memanfaatkan serta mendorong para peserta didik untuk menjadikan seorang yang sukses dan berintelektual.
3. dapat menunjang suatu ketertiban dalam belajar dan pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan suatu pendidikan.
4. peserta didik akan lebih baik dan mendalami isi tentang belajar dan pembelajaran itu sendiri.
BAB II
PERMASALAHAN
A. INDENTIFIKASI MASALAH
Berdasaskan hasil dari latar belakang di atas kita dapat mengindentifikasi masalah sebagai berikut:
1. apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran kepada peserta didik?
2. sebutkan ciri-ciri belajar dan pembelajaran?
3. bagaimana cara kita mengetahui proses belajar dan pembelajaran pada peserta didiknya agar berintelektual?
4. apa-apa saja model-model belajar dan pembelajaran?
5. bagaimana upaya meningkatkan belajar dan pembelajaran terhadap peserta didik?
B. RUMUSAN MASALAH
Dari hasil indentifikasi masalah tersebut kita dapat membahas suatu materi tentang bagaimana proses belajar dan pembelajaran terhadap peserta didik di indonesia.
BAB III
PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TERHADAP PESERTA DIDIK
A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku peserta didik yang sifatnya ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Sedangakan pembelajaran adalah sebagai suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi manusia, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pambelajaran.
B. CIRI-CIRI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. CIRI-CIRI BELAJAR
Belajar merupakan suatu proses psikologiis, yang mana perubahan perilaku peserta didik baik berupa pengetahuan, sikap, ataupun ketrampilan. Selain itu proses belajar para peserta didik di [enaruhi leh faktor internal dan eksternal. Oleh sebab itu beberapa ahli mengemukakan hal yang berbeda tentang belajar.
1. belajar menurut pandangan skinner.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Langkah-langkah pembelajaran teori kondisioning yaitu ,sebagai berikut:
1. pendidik mempelajari keadaan kelas dengan lingkungan sekitar.
2. pendidik membuat penguatan positif.
3. pendidik melakukan pemilihan dan menentukan urutan tingkah laku serta jenis penguatan.
4. pendidik membuat/menyusun program pembelajaran termasuk di dalamnya penguatan yang mungkin bisa di lakukan.
2. belajar menurut pandangan gagne.
Menurut Gagne belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Verbal information (informasi verbal).
2) Intellectual Skill (skil Intelektual).
3) Attitude (perilaku).
4) Cognitive strategi (strategi kognitif).
Belajar informasi verbal merupakan kemampuan yang dinyatakan , seperti membuat label, menyusun fakta-fakta, dan menjelaskan. Kemampuan / unjuk kerja dari hasil belajar, seperti membuat pernyataan, penyusunan frase, atau melaporkan informasi.
Kemampuan skill intelektual adalah kemampuan pembelajar yang dapat menunjukkan kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti; menganalisa berita-berita. Membuat keseimbangan keuangan, menggunakan bahasa untuk mengungkapkan konsep, menggunakan rumus-rumus matematika. Dengan kata lain ia tahu “ Knowing how”
Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang mempengaruhi pilihan pembelajar (peserta didik) untuk melakukan suatu tindakan. Belajar mealui model ini diperoleh melalui pemodelan atau orang yang ditokohkan, atau orang yang diidolakan.
Strategi kognitif adalah kemampuan yang mengontrol manajemen belajar si pembelajar mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk mengembangkan kemampuan tersebut adalah dengan melatih pembelajar memecahkan masalah, penelitian dan menerapkan teori-teori untuk memecahkan masalah ril dilapangan. Melalui pendidikan formal diharapkan pembelajar menjadi “self learner” dan “independent tinker”.
B. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun dari berbagai unsur meliputi unsur manusia, materia, fasilitas perlengkapan, dan presoder yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga ciri khasnya sistem pembelajaran yaitu:
C Rencana ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur dari pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
C saling ketergantungan antara unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.
C tujuan merupakan sistem pembelajaran memiliki tujuan tertentu yang hendak di capai.
Adapun kondisi eksternal yang berpangaruh pada belajar aakn di bahas pada bagian berikut ini:
1. bahan belajar yaitu materi yang secara langsung menjadi acuan bagi proses belajar mengajar.
2. suasana belajar adalah suatu kondisi lingkungan, baik secara fisik aupun nonfisik yang memberikan pengaruh pada proses pembelajran.
3. media dan sumber belajar yaitu segala sesuatu yang memfasilitaskan seorang untuk belajar.
4. figur pendidik merupakan subjek bagi pembelajaran siswaa. Ia juga merupakan orang pertama yang berinteraksi dengan peserta didiknya.
C. MODEL-MODEL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. Model-model Belajar
Uraian berikut ini adalah untuk menjawab pertanyaan, bagaimana siswa belajar? Dengan memahami uraian ini, guru (kita) bisa menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi siswa. Bukankah pemberian harus diselaraskan dengan mereka yang akan menerima pemberian sehingga dapat bermanfaat secara optimal, dan tidak sebaliknya.
Model-model belajar yang dimaksud pada judul di atas adalah berbagai cara-gaya belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-model belajar ini, diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Ada berbagai model belajar yang akan dibahas, yaitu:
1. Peta Pikiran
Buzan (1993) mengemukakan bahwa otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati, membaca, atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap. Sebagai contoh, kalau dalam pikiran kita ada kata (konsep) Bajuri, maka akan terkait dengan kata lain secara fungsional, seperti gemuk, supir bajay, kocak, sederhana, atau ke tokoh lain Oneng, Ema, Ucup, Hindun, dan lain-lain dengan masing-masing karakternya.
Demikian pula kata dalam pikiran kita terlintas FKIP Universitas Langlangbuana Bandung akan terkait alamatnya, pejabatnya, dosen-dosen dan staf administrasi, dan besar penghargaan untuk perkuliahan per-sks. Silakan anda mencoba menuliskan / menggambarkan peta pikiran tentang Bajuri dan FKIP Unla di atas.
2. Kecerdasan Ganda
Goldman (2005) mengemukakan bahwa struktur otak, sebagai instrumen kecerdasan, terbagi dua menjadi kecerdasan intelektual pada otak kiri dan kecerdasan emosional pada otak kanan. Kecerdasan intelektual mengalir-bergerak (flow) antara kebosanan bila tuntutan pemikiran rendah dan kecemasan bila terjadi tuntutan banyak.
Bila terjadi kebosanan otak akan mengisinya dengan aktivitas lain, jika positif akan mengembangkan penalaran akan tetapi jika diisi dengan aktivitasa negatif, misal kenakalan atau lamunan, inlah yang disebut dengan sia-sia atau mubadzir (at tubadziru minasy-syaithon).
3. Komunikasi
Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya, ada individu yang memiliki pribadi positif dan ada pula yang berkpribadian negatif.
4. Prinsip Belajar Aktif
Ada dua jenis belajar, yaitu belajar secara aktif dan secara reaktif (pasif). Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam setiap kegiatan. Sedangakan belajar reaktif indikatornya adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan belajart, mengabaikan kesempatan, membiarkan segalanya terjadi, menghindar dari kegiatan.
5. Kebermaknaan Belajar
Dalam belajar apapun, belajar efektif (sesuai tujuan) semestinya bermakna. Agar bermakna, belajar tidak cukup dengan hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas (membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi).
B. Model-model Pembelajaran
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
1. Koperatif
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
2. Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
3. Realistik
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan mateastika).
4. Pembelajaran Langsung
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.
5. Pembelajaran Berbasis masalah
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
D. MOTIVASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Motivasi belajar ada yang instrinsik ada yang ekstrinsik. Sedangkan penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru pendidik dan anggota masyarakat. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain :
1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa
dan mengarahkan perilaku Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembnagan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangn kepribadian. Cita-cita siswa untuk menjadi seseorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajarbelajar.
2. Kemampuan Siswa
Keinginan seseorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dengan didukung kemampuan, keberhasilan mencapai sesuatu akan menambah kekayaan pengalaman hidup, memuaskan dan menyenangkan hati anak. Karenanya kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmana dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.
5. Kondisi Lingkungan Siswa
Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkugan sekitar. Lingkungan sekitar itu berupa keadaan alam, tempat tinggal, pergaualan sebaya dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar.
6. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Semua unsur dinamis dalam proses belajar dan pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar. Karena siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Untuk itu guru yang professional diharapkan mampu memanfaatkan semua unsure dinamis tersebut.
7. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Intensitas pergaulan guru dan siswa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Karenanya sebagai pendidik guru harus dapat memilah dan memilih dengan memberikan tauladan yang baik untuk membelajarkan siswa.
E. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PEMBALAJARAN
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar seorang anak antara lain:
1. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
Beberapa syarat yang harus dimiliki seorang guru dalam upaya pembelajaran kepada siswa diantaranya:
C guru telah mempelajari bahan pelajaran,
C guru telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedang dan sukar,
C guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan
C guru telah memahami sifat bahan pelajaran
Beberapa prinsip belajar di antaranya:
C belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar,
C belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya
C belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program tertentu,
C sesuai dengan perkembangan jiwa siswa,
C belajar bisa menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya.
2. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan PembelajaranUpaya optimalisasi tersebut antara :
C memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajarnya,
C memelihara minat, kemauan, dan semangat belajar siswa,
C meminta kesempatan pada orang tua siswa agar memberi kesempatan pada siswa mengaktualisasi diri,
C memanfaatkan unsur-unsur lingkungan,
C menggunakan waktu secara tertib,
C merangsang siswa dengan memberi penguat rasa percaya diri.
3. Optimalisasi Pemanfaatan, Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Beberapa upaya optimalisasi tersebut antara lain:
C menugasi siwa membaca bahan belajar sebelumnya,
C guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa,
C guru memecahkan dan mencari cara memecahkan hal-hal yang sukar,
C guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidikkan keberanian mengatasi kesukaran,
C guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi permasalahan,
C (f) beri kesempatan siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekannya
4. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Beberapa cara mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar antara lain
C menciptakan suasana belajar yang menggembirakan,
C mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar,
C mengajak serta orang tua siswa memperlengkap fasilitas belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin, dinn.dkk.2006.pengantar pendidikan.jakarta:universitas terbuka.
Soekamto, Toeti. 1986. Teori belajar dalam sistem instruksional. Makalah disampaikan pada pelatihan sistem instruksional di Pustekkom Dikbud (sekarang Diknas), kerja sama dengan UT Jakarta.
Yusup, Pawit M. 2003. homepage Pawit MY. Biografi, makalah, modul kuliah, dll. Alamat: http://bdg.centrin.net.id/~pawitmy/
Suharsono, Naswan. Tiga Alternatif Pendekatan Pembelajarn : Tinjauan dari sudut pandang psikologi. Jurnal Teknologi Pembelajaran, Teori dan Penelitian No. 1-2, Oktober 1994. PPS IKIP Malang.
www.haveza.multiply.com/reviews/item/3 - 40k
www.wordpress.com/2008/04/29/model-belajar-dan-pembelajaran-berorientasi-kompetensi-siswa/ - 143k
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin, dinn.dkk.2006.pengantar pendidikan.jakarta:universitas terbuka.
Soekamto, Toeti. 1986. Teori belajar dalam sistem instruksional. Makalah disampaikan pada pelatihan sistem instruksional di Pustekkom Dikbud (sekarang Diknas), kerja sama dengan UT Jakarta.
Yusup, Pawit M. 2003. homepage Pawit MY. Biografi, makalah, modul kuliah, dll. Alamat: http://bdg.centrin.net.id/~pawitmy/
Suharsono, Naswan. Tiga Alternatif Pendekatan Pembelajarn : Tinjauan dari sudut pandang psikologi. Jurnal Teknologi Pembelajaran, Teori dan Penelitian No. 1-2, Oktober 1994. PPS IKIP Malang.
www.haveza.multiply.com/reviews/item/3 - 40k
www.wordpress.com/2008/04/29/model-belajar-dan-pembelajaran-berorientasi-kompetensi-siswa/ - 143k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar